Pages

PELESTARIAN SENI TRADISIONAL LUDRUK




Siapa yang tak kenal kesenian ini? :) saya yakin anda kenal, hehe...
Coba kita simak sebentar tentang ludruk ini..

Kata ludruk berasal dari kata lodrok (b.Jawa). Kata itu dikategorikan ke dalam bahasa tingkat ngoko yang berarti badhut ‘lawak.’ Kata ludruk juga bermakna jembek, jeblok, gluprut, badut, dan teater rakyat.

Hasil penelitian Suripan Sadi Hutomo, menurut kamus javanansch Nederduitssch Woordenboek karya Gencke dan T Roorda (1847), Ludruk artinya Grappermaker (badutan). Sumber lain menyatakan ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak di dalam karya WJS Poerwadarminta,  Bpe Sastra (1930). Sedangkan menurut S.Wojowasito (1984) bahwa kata badhut sudah dikenal oleh masyarakat Jawa timur sejak tahun 760 masehi di masa kerajaan Kanyuruhan Malan dengan rajanya Gjayana, seorang seniman tari yang meninggalkan kenangan berupa candi Badhut.


Ludruk merupakan salah suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski terkadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek.

Dialog dalam ludruk pada umumnya menggunakan dialek Surabaya, sementara ludruk di daerah Probolinggo, Lumajang, dan Jember menggunakan bahasa Madura.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Kebudayaan adalah tali rantai sambung menyambung diantara zaman lampau dengan kini dan untuk dibawa lagi menghadapi ke depan. Kebudayaan erat hubungannya dengan seni, yang merupakan salah satu unsur kebudayaan yang mengedepankan aspek artistik dalam berbagai ekspresi seni. Kesenian itu sendiri merupakan keberlangsungan dalam kehidupan bermasyarakat yang menggambarkan interaksi antar seni dan masyarakat.

Kota Malang adalah kota yang mempunyai budaya tinggi, sehingga pelestarian budaya rakyat seperti Ludruk, Ketoprak atau Campursari yang hampir pudar di era sekarang akan dikembangkan kembali.

Pada 9 November 2007 lalu, Dewan Kesenian Malang (DKM) berkerjasama dengan Dinas Periwisata Informasi dan Komunikasi (Disparinkom) Kota Malang dan Depkominfo pernah mengadakan Pegelaran Ludruk “Cap Jempol” digelar dalam rangka peringatan Hari Pahlawan, di mana aspresiasi masyarakat dan pemerintah merupakan bentuk nyata pelestarian dan regenerasi. Peningkatan apresiasi seni tradisional, klasik dan modern akan dipadukan menjadi satu. Yang mana sasarannya untuk pengembangan kesenian ini adalah dari SMA/SMK se- Kota Malang dan kalangan Perguruan Tinggi.

Kesenian merupakan warisan Budaya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan.

Cuma itu ini aja ya paprannya...
Mudah-mudahan membuka cakrawala kita tentang kesenian dan kebudayaan.




6 komentar:

  1. Salam kenal...
    Ludruk yang paling terkenal Cak Kartolo Cs, apalagi bagi anak anak muda yang suka begadang karena hampir tiap hari ada beberapa radio lokal yang menyiarkan.
    KEEP SPIRIT COMPETITION

    BalasHapus
  2. salam kenal pula mas....
    Ludruk Cak Kartolo CS ya mas... waw... pasti guyonanx bagus tuh,hehehe...
    mksh coment and infox ya mas...

    BalasHapus
  3. ya nih perlu dilestarikan sebelum di klaim negara lain... hehehe

    BalasHapus
  4. yups... betul mas..
    hidup indonesia.......!!!!!

    BalasHapus
  5. tolong dunk carikan oengertian aspek artistik seni ludruk

    BalasHapus

Apabila ada orang lain selalu memaksakan kehendaknya pada Anda dan membebani Anda dengan kesulitannya Belajarlah mengatakan TIDAK!!! Karena ini lebih baik daripada Anda menderita dalam hati.