Pages

CERPEN TEKA-TEKI 2

Kode Rahasia (Bagian 2)

Photobucket


Oleh :
ADE KURNIA
(Guru Honorer SDN 7 Purwawinangun Kuningan)



“Hey-hey apa maksudnya ini?” Anda bertanya.
“Jika kalian bisa memecahkan teka-tekinya, maka segera beralih kepada teka-teki berikutnya. Tapi bila salah, alarm perangkap segera aktif dan di saat itulah nyawa kalian melayang!” Glory menjelaskan dan menutup teleponnya.
“Halo? Halo? Hey jangan dulu ditutup!” Anda mulai panik.
Beberapa saat suasana menjadi menegang dan disertai oleh desiran angin pengap hotel tua itu. Setelah situasi mulai menenang, terdengar Fumiya bersuara pelan.
“Jadi, sekarang bagaimana?” Fumiya bertanya.
“Sebaiknya kita masing-masing memilih jalan-jalan itu. Kita tidak boleh berada di tempat ini lebih lama lagi. Kita harus berpencar seperti petunjuknya.” Mendieta menjawab pertanyaan Fumiya.
“Kau benar, aku pilih lorong nomor 4 saja!” anda menentukan pilihannya.
“Baiklah kalau begitu, aku memilih nomor 5 saja. Selamat tinggal kawan-kawan semoga berhasil!” Fumiya pun mengambil keputusan.
Mendieta memilih lorong nomor 3 karena memang lorong itulah yang tersisa baginya. Mereka pun berpisah dari tempat tersebut. Tidak lama kemudian mereka berdua pun berjalan ke lorong sempit yang menjadi pilihannya. Dan anda berjalan paling belakang dan sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Tempat ini begitu menyeramkan namun bila sedikit beruntung mungkin mimipi-mimpi anda dapat terwujud dari tempat yang gelap dan pengap ini Mereka masing-masing berjalan di lorong yang menjadi pilihannya. Ketiga lorong sempit tersebut hanya diterangi oleh cahaya lilin yang hampir padam. Kurang lebih 30 menit berjalan, mereka telah sampai di ruangan yang terkunci rapat. Namun, tanpa kesulitan ketiganya bisa membuka kunci pintu tersebut walaupun tersegel oleh teka-teki yang lain.
“Yup, mucho gracias! Mudah sekali kata sandinya” Mendieta kegirangan setelah bisa membuka pintunya.
Mucho gracias artinya terima kasih dalam bahasa Spanyol. Fumiya pun tidak jauh berbeda, dengan mudah dapat membuka pintu yang terkunci tersebut. Begitu pun dengan anda yang berada di lorong 4, tanpa kesulitan yang berarti berhasil masuk ruangan yang telah dipersiapkan oleh Glory. Tanpa ragu, Fumiya, Mendieta dan Anda masuk ke ruangan yang baru saja terbuka. Namun tiba-tiba, “Braak ...!!” Pintu masuk menutup sendiri dan terkunci kembali. Membuat orang yang di ruangan itu terkaget-kaget dan sedikit cemas.
“Hey apa-apaan ini!” Fumiya berteriak dan menggedor-gedor pintu yang terbuat dari besi baja itu yang kini telah terkunci rapat. Dia berusaha untuk membukanya kembali namun tidak berhasil.
Ketika masing-masing orang sedang cemas memikirkan nasibnya, Glory mulai bersuara dan memberikan petunjuk berikutnya.
“Pecahkanlah teka-teki yang ada di atas meja. Bila berhasil teka-teki itu akan membawa kalian kepada teka-teki berikutnya. Bila tidak, saya ucapkan selamat tinggal kawan. Ha...ha...ha ...!!” Setelah itu sambungan telepon dari wireless terputus kembali.
Masing-masing peserta celingukan di ruangan yang penuh debu dan sedikit cahaya itu. Mereka memperhatikan setiap sudut ruangan itu dengan penuh waspada. Tampak di atas meja ada secarik kertas yang bertuliskan deretan angka yang aneh.
1, 1, 2, 3, X, 8, 13, 21, 34,
Fumiya dan Mendieta mulai bergerak. Sedangkan anda yang berada di ruangan yang lain tampak tertegun memperhatikan setiap deretan angka-angka aneh tersebut. Anda mulai berpikir keras memecahkan deretan angka aneh tersebut. Anda mencoba menganalisis angka-angka tersebut sebelum melakukan tindakan berikutnya.
“Tampaknya ini deret Aritmatika. Hmmm, jadi ingat masa SMA dulu. Aneh sekali . . . . . 1, 1, 2, 3, X, 8, 13, 21, ...? Yang lain mungkin masih bisa kukira-kira, yang menjadi masalah terbesar adalah X. Apa ya artinya ini?” Anda bergumam dan mencoba menganalisis.
Di tengah kesunyian yang hanya dipecah oleh suara detik jam dinding, anda kembali berpikir keras. Namun tiba-tiba terdengar suara jeritan dari kamar lain memecah kegelapan di hotel tua itu. “Aaakhhh....!!”
“Hah? Sepertinya ada yang gagal ya? Siapa yang gagal? Mendieta atau Fumiya? Bagaimana ini? Aku harus berhati-hati, tidak boleh gegabah!” Anda bergumam.
Kemudian anda kembali berpikir keras. Anda tampak kelelahan dan berkeringat dingin. Namun pada akhirnya, jawaban itu ditemukan juga. Yup, dia teringat dengan novel misteri yang pernah dibacanya “The Da Vinci Code” yang ditulis oleh novelis Amerika Serikat, Dan Brown. Disebutkan dalam novel itu bahwa Landon (tokoh utama) harus memecahkan banyak teka-teki, seperti mengungkap misteri lukisan “Perjamuan Terakhir” dan “Cawan Suci” karya Leonardo Da Vinci. Salah satu teka-teki yang harus dipecahkan Landon adalah deret Fibonacci. Ya, deret ajaib Fibonacci! Deret Fibonacci adalah deret yang sederhana akan tetapi begitu istimewa dan misterius. Seorang ahli Matematika dari Italia bernama Fibonacci adalah penemu deret ajaib ini. Anda pun tidak ragu bahwa teka-teki pertama sudah terpecahkan. X disana adalah angka.......5.
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, ........
Yup, teka-teki sudah terpecahkan. Deret ajaib ini aturannya adalah jumlah tiap suku sama dengan jumlah dari dua suku sebelumnya. Sangat sederhana, tapi ada fakta mengejutkan dari deret Fibonacci ini, yaitu bila kita mengkuadratkan angka-angka itu hasilnya :
1, 4, 9, 25, 64, 169, 441, 1156
Kita lihat jumlah dari setiap 2 suku yang bersamaan adalah :
5, 13, 34, 89, 233, 610, 1597, dst.
Bukankah angka-angka itu terdapat pada deret semula? Anda pun puas setelah bisa memecahkan teka-teki yang pertama ini. Setelah lengkap deretan angka-angka tersebut tanpa menunggu lama lagi anda segera mengakseskannya ke komputer yang ada di ruangan tersebut untuk memecahkan teka-teki berikutnya. Kemudian muncullah sebuah gambar yang aneh.......

Kembali Ke Bagian 1 Lanjut Ke Bagian 3
Apabila ada orang lain selalu memaksakan kehendaknya pada Anda dan membebani Anda dengan kesulitannya Belajarlah mengatakan TIDAK!!! Karena ini lebih baik daripada Anda menderita dalam hati.