Kode Rahasia (Bagian 1)
Oleh :
ADE KURNIA
(Guru Honorer SDN 7 Purwawinangun Kuningan)
ADE KURNIA
(Guru Honorer SDN 7 Purwawinangun Kuningan)
Glory, seorang mafia dan miliarder nomor satu di dunia ingin memberikan setengah dari kekayaannya. Dia akan memberikan setengah kekayaanya bagi siapa saja yang bisa memecahkan teka-tekinya. Tentu saja, teka-teki yang dirancangnya memiliki resiko dan berbahaya. Di berbagai media, Glory memasang sayembaranya:
“APABILA BISA MEMECAHKAN TEKA-TEKI INI, SETENGAH HARTAKU AKAN MENJADI MILIKMU. TAPI SEBALIKNYA, BILA GAGAL, NYAWA ANDA TARUHANNYA!”
Iklan yang dipasangnya membuat orang-orang tertarik untuk mengikutinya. Berduyun-duyunlah orang-orang dari berbagai penjuru dunia untuk memecahkan teka-teki tersebut. Orang-orang dari berbagai kalangan seperti pelajar, detektif, ilmuwan dan bahkan polisi pemerintah ikut berpartisipasi. Sebelum itu, mereka harus disaring dulu untuk memastikan apakah mereka benar-benar cukup cerdas untuk mengikuti tantangan ini. Setelah melewati tes awal yang begitu rumit dan terkadang tidak masuk akal, akhirnya hanya ada 3 orang saja yang sanggup bertahan. Mereka adalah Fumiya seorang detektif swasta dari Jepang, Mendieta seorang kriptolog (ahli kriptologi/simbol) dari Spanyol, dan yang terakhir adalah ........................ anda sendiri...!!! Untuk itu, siapkan diri anda untuk memperoleh setengah harta Glory yang melimpah atau atau sebaliknya anda yang menjadi korban bila anda gagal memecahkannya.
Tiga hari kemudian mereka dikumpulkan di sebuah hotel tua yang bernama Hotel Ruin of Cingere (Ruin = Reruntuhan (Jepang), Cingere = Darah (Rumania)). Via telepon Glory mengumpulkan ketiga peserta tersebut di dekat Hotel Ruin of Cingere, semua gerak-gerik Fumiya Fuji Fuji, Mendieta dan anda selalu dipantau oleh Glory dari jauh, entah dari mana.
Di depan pintu hotel, mereka bertiga dihadapkan pada teka-teki yang pertama. Pintu hotelnya terkunci dengan sebuah kunci kombinasi. Namun tampaknya Glory sudah memberikan petunjuk untuk memecahkan teka-teki yang pertama tersebut. Sebuah deretan bentuk aneh yang asing dan tampaknya menunjukkan ke angka kombinasi tersebut.Fumiya dan anda tampaknya sedikit mengernyitkan dahi melihat tanda aneh tersebut. Namun, belum sempat anda dan Fumiya berpikir lebih jauh, Mendieta yang ahli kriptologi sudah lebih dulu memecahkan teka-teki itu.
“Sebenarnya, tanda-tanda aneh tersebut bukan tanpa arti. Semua itu ada maksudnya,” Mendieta mulai menjelaskan dan memecah kebuntuan berpikir antara Fumiyadan anda..“Benarkah itu? Ini apa maksudnya?” Fumiya bertanya dengan nada sedikit tidak percaya. Anda hanya terdiam dan semakin mengernyitkan dahi tidak mengerti.
“Ya, sebenarnya mudah saja. Bagi seorang kriptolog yang setiap hari menggeluti simbol-simbol rahasia dan kuno, tanda tersebut sudah tidak asing lagi. Dalam berbagai penjelajahanku ke berbagai penjuru dunia untuk berburu aktefak-aktefak kuno, aku sering sekali mendapati hal-hal seperti ini. Bangsa Yahudi, Mesir dan bangsa Aztec sangat menguasai hal-hal seperti ini.” Anda semakin bingung mendengar penjelasan dari Mendieta, sedangkan Fumiya termanggut-manggut.
“Tanda itu adalah deretan angka kuno, lebih tepatnya deretan angka Mesir kuno sesudah tahun 1600 SM. Sebenarnya itu adalah 5 buah angka, yang tentu saja kelima angka tersebut adalah angka kombinasi pintu hotel ini.”
“Jadi, jika kita memasukkan kelima angka tersebut aku yakin pintunya akan terbuka,” Mendieta berpendapat.
“Kalau begitu cepat lakukan!” Anda mulai bersuara.“Tanda itu terdiri dari empat bentuk. Bentuk pertama adalah angka 4, bentuk yang kedua adalah angka 9, bentuk ketiga adalah angka 8. Sedangkan bentuk keempat sama dengan bentuk kesatu, jadi bentuk keempat adalah angka 4,” Mendieta mencoba menjelaskan kepada kedua rekannya.
“Kalau begitu cepat masukan angka-angka itu,” Fumiya ikut mendesak.“Baiklah mari kita coba!” Mendieta segera menekan tombol-tombol angka.
Anda hanya melihat sambil berdoa semoga saja usaha Mendieta tidak sia-sia.“4, ...9, ...8, ... dan ...4 ...” Mendieta sedikit bergumam dan tiba-tiba “klik”, pintu hotel pun terbuka. Mendieta mengepalkan tangannya ke atas bersorak kegirangan karena usahanya berhasil.
“Horee, pintunya terbuka!” Anda berteriak.“Kau hebat Mendieta!” Fumiya memuji rekannya.
Tanpa menunggu lama, mereka pun segera melangkahkan kaki ke dalam ruangan hotel tua tersebut. Ada sedikit aroma aneh dalam aula besar hotel itu. Kesan angker dan tak berpenghuni menyelimuti hotel yang tampak sangat tua itu. Banyak sekali reruntuhan tembok yang lapuk dimakan usia dan penuh dengan sarang laba-laba. Dan ada banyak bekas darah yang tampaknya tidak sempat dibersihkan. Mungkin tempat itu adalah TKP pembunuhan bertahun-tahun yang lalu. Tempat itu sangat sesuai dengan namanya “Ruin of Cingere” (Reruntuhan Darah).
“Seram juga ya!” Anda berkata pelan meminta persetujuan dari yang lain.“Iya, tapi disinilah kita bisa menjadi miliarder!” Mendieta menjawab.
“Atau mati mengenaskan!” Fumiya menimpali yang disambut senyum kecut oleh anda dan Mendieta.
Mereka bertiga semakin masuk ke dalam ruangan yang semakin gelap dan pengap. Berjalan dengan tanpa tahu harus berhenti dimana.
“Hotel tua ini cukup luas juga rupanya!” Fumiya memecah kesunyian.
“Kau benar.” Anda menjawab dengan suara berat dan sedikit khawatir. Sedangkan Mendieta berjalan penuh percaya diri dan tenang.
Dengan diterangi oleh cahaya lilin yang dipajang sepanjang dinding, akhirnya mereka sampai juga di ujung ruangan. Dan setelah diperhatikan, ada 3 buah lorong yang cukup panjang dan sempit. Yang paling kiri bernomor 3, yang ditengah bernomor 4 dan yang paling kanan bernomor 5. Mereka sama sekali tidak melihat lorong nomor 1 dan 2. Mereka tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun, juga tidak beranjak pergi dari tempat itu. Kesunyian ruangan itu tampaknya benar-benar membius kesadaran mereka bertiga. Akhirnya mereka bertiga terkaget-kaget ketika Glory mulai menelepon mereka, dan mulai memberikan petunjuk berikutnya.
“Setiap orang harus berpisah di tempat ini, silakan pilih jalan mana yang kalian suka. Di ujung ketiga gang itu adalah tempat kalian untuk memecahkan teka-teki yang telah kusiapkan. Bila mampu memecahkan teka-tekinya, setengah hartaku akan kuberikan. Namun bila tidak nyawa kalian taruhannya .... ha .... ha ..... ha ....!!!” suara Glory di ujung telepon.
Lanjut ke Bagian 2......................