Anak adalah amanah Illahi sekaligus penerus generasi suatu keluarga, kelompok , komunitas dan bangsa yang perlu dididik dan dipelihara agar tumbuh kembang secara baik. Masa depan bangsa ada ditangan anak-anak masa kini. Oleh karena itu, mereka perlu dipersiapkan sejak masa prenatal hingga masa dewasa atau masa produktif. Agar setiap anak sejahtera dan mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas – luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berahklak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan yang memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak – haknya tanpa diskriminasi.
Orang tua mempunyai peranan dan dasar terhadap keberhasilan perkembangan anak, sedangkan tugas dan tanggung jawab untuk hal tersebut adalah tugas bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah serta anak itu sendiri.
Masa anak adalah masa kritis dan rentan , masa ketergantungan dengan pihak lain khususnya dengan orang tua dan lingkungan sosialnya . Oleh karena itu, jika orang tua karena kondisi tertentu, tidak dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai orang tua , maka anak akan menghadapi masalah dalam melaksanakan tugas –tugas perkembangannya.
Menurut Eric H. Erickson, masa anak anak merupakan tahapan penting dalam pembentukan dasar – dasar kepribadian di kemudian hari. Masa untuk berkreatifitas secara konkrit, di mana anak-anak mengembangkan kemampuan menganalisa dan mengelola pola relasi sosial dalam hubungannya dengan kemampuan memecahkan berbagai jenis masalah yang dihadapi. Kemampuan tersebut akan berguna bagi hidupnya di kemudian hari.
Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, pendidikan memegang peranan penting. Pada saat orang – orang berlomba untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin , tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari tingkat dasar maupun sampai ke jenjang yang lebih tinggi.Selain itu ada juga anggota masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhirnya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan putus sekolah seperti keterbatasan dana pendidikan karena kesulitan ekonomi , kurangnya fasilitas pendidikan dan karena adanya faktor lingkungan ( pergaulan )
Pemenuhan hak pendidikan tersebut diperoleh secara formal di sekolah, secara informal melalui keluarga. Khususnya pendidikan formal tidak semua anak mendapatkan haknya karena kondisi-kondisi yang memungkinkan orang tuanya tidak dapat memenuhinya.
Kemiskinan karena tingkat pendidikan orang tua rendah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan keterlantaran pemenuhan hak anak dalam bidang pendidikan formal sehingga anak mengalami putus sekolah.
Secara alami anak lahir dan dibesarkan dalam keluarga , sejak lahir anak sudah dipengaruhi oleh lingkungan yang terdekat yaitu keluarga, akibat ketidak mampuan ekonomi keluarga dalam membiayai sekolah menimbulkan masalah pendidikan seperti masalah anak putus sekolah.
Pasal 2 dalam batang tubuh UUD 1945 memperjelas kewajiban negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 26 B (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,berhak mendapat pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan tehnologi seni dan budaya, untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Pendidikan dasar wajib yang dipilih Indonesia adalah 9 tahun yaitu pendidikan SD dan SMP, apabila dilihat dari umur mereka yang wajb sekolah adalah 7 – 15 tahun.Pendidikan merupakan hak yang yang sangat fundamental bagi anak.Hak yang wajib dipenuhi dengan kerjasama dari orang tua masyarakat dan pemerintah Namun tidaklah mudah untuk merealisasikan pendidikan khususnya menuntaskan wajib belajar 9 tahun, karena pada kenyataannya masih banyak angka putus sekolah.
Meskipun dasar hukum untuk peningkatan pendidikan sangat kuat, namun pendidikan masih merupakan persoalan yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Pendidikan rata rata penduduk Indonesia masih sangat rendah , Badan Pusat Statistik ( BPS ) menunjukan 61 persen diantaranya bahkan tidak pernah lulus SD .
Angka partisipasi Sekolah (APS), ratio penduduk yang bersekolah berdasarkan kelompok usia sekolah masih belum sesuai yang diharapkan. Susenas 2005 menunjukan bahwa APS untuk penduduk usia 7 – 12 tahun sudah mencapai 96,4 persen, namun APS penduduk usia 13-15 tahun baru mencapai 81,0 persen, Angka tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 19 persen anak usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah maupun karena putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Data Susenas mengungkapkan bahwa faktoe ekonomi merupakan alasan utama anak putus sekolah tidak melanjutkan pendidikan (75,7 persen) , karena kebutuhan siswa jauh lebih besar dibandingkan dengan iuran sekolah.
Pendanaan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat , sampai saat ini kenyataannya ditanggung oleh orang tua siswa akibatnya sekolah memungut berbagai iuran dan sumbangan kepada orang tua siswa, sehingga pendidikan menjadi mahal dan hanya menyentuh kelompok masyarakat menengah ke atas.Anak – anak dari kelompok keluarga tidak mampu tidak sanggup membiayai sekolah anaknya, Oleh karena itu langkah pemerintah dengan membebankan pembiayaan pendidikan kepada orang tua siswa tidaklah tepat mereka yang tidak mampu lebih memilih untuk tidak meneruskan sekolah anaknya dan lebih diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari –hari.
Data susenas memperkirakan 19 % anak usia 13 s/d 15 tahun sudah tidak sekolah lagi atau droup out dan sebagian besar karena ekonomi keluarga tidak mampu.Selain menanggung sejumlah biaya pokok pendidikan orang tua murid masih harus menanggung biaya terbesar sekolah siswa seperti , mengeluarkan uang untuk biaya seragam dan perlengkapan sekolah , transportasi dan uang saku anak . Anak dari kelompok keluarga miskin sangat rentan tidak dapat meneruskan sekolah karena orang tua tidak memiliki biaya . Hal ini terjadi di RW 10 Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung .
Faktor lain yang menjadi penyebab anak mengalami putus sekolah adalah faktor Internal yang berasal dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan kaena malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah .Ketidak mampuan ekonomi keluarga dalam menopang biaya pendidikan yang berdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan teman sekolahnya selain itu adalah karena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play stasion sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di sekolah menurun dan malu pergi kembali ke sekolah. Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
Faktor Eksternal. Adalah faktor yang berasal dari luar anak seperti keadaan status ekonomi keluarga.Dalam keluarga miskin cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak, sehingga anak sering dilibatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani dengan masalah ekonomi ini sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan mengikuti pelajaran.
Kurangnya perhatian orang tua cenderung akan menimbulkan berbagai masalah. Makin besar anak maka perhatian orang tua makin diperlukan , dengan cara dan variasi dan sesuai kemampuan. Kenakalan anak adalah salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua. Hubungan keluarga tidak harmonis dapat berupa perceraian orang tua, hubungan antar keluarga tidak saling peduli, keadaan ini merupakan dasar anak mengalami permasalahan yang serius dan hambatan dalam pendidikannya sehingga mengakibatkan anak mengalami putus sekolah.
Selain Permasalahan diatas ada faktor penting dalam keluarga yang bisa mengakibatkan anak putus sekolah yaitu keadaan ekonomi keluarga , latar belakang pendidikan ayah dan ibu, status ayah dalam masyarakat dan dalam pekerjaan, hubungan sosial psikologis antara orang tua dan antara anak dengan orang. Aspirasi orang tua tentang pendidikan anak, serta kurang perhatiannya terhadap kegiatan belajar anak.
Selain itu besarnya keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak serta orang –orang yang berperan dalam keluarga. Merupakan masalah yang sangat mempengaruhi anak sehingga mengalami putus sekolah Akibat yang disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran , kebut-kebutan di jalan raya , minum – minuman dan perkelahian .Hal ini apabila tidak segera mendapat perhatian dan penanganan secara serius bisa merebak ketindakan kriminal lainnya yang akan merusak generasi bangsa.
Upaya yang dilakukan dalam mencegah brkembangnya masalah maupun untuk mengatasi masalah anak putus sekolah tersebut adalah untuk mengembalikan mereka ke sekolah yang akan memperkecil resiko. Program pemerintah yang dapat memperkecil resiko tersebut yang telah dilaksanakan adalah Bantuan tunai melalui program PKH. merupakan program bantuan tunai dari pemerintah Pusat kepada RTSM guna mendorong semangat para keluarga miskin untuk mendukung sukses pendidikandan para keluarga miskin untuk kembali menyekolahkan anak- anaknya.
Selain itu GNOTA Gerakan Nasional orang tua asuh yang berdiri pada tanggal 29 Mei 1996 dimana berfungsi untuk meningkatkan kualitas anak sebagai aset penerus bangsa disamping meminimalkan kemiskinan secara komprehensif dan menyeluruh, juga memiliki misi mengembangkan dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab masyarakat terhadap masa depan anak bangsa.peranan GN-OTA ini dalam Prokesra MPMK dapat dibagi menjadi dua. Pertama adalah menuntaskan keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera 1. sedangkan yang kedua adalah pemberdayaan keluarga masa depan. Untuk memaksimalkan fungsinya diperlukan kerja keras untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa dari ancaman putus sekolah.
Dana Boss Bantuan untuk biaya operasional anak – anak dari keluarga tidak mampu meliputi pengadaan buku- buku paket dan bantuan pembiayaan pendidikan yang manfaatnya adalah untuk mengurangi biaya pendidikan yang dikeluarkan siswa.
Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan ini, tapi masalah yang dihadapi mengenai banyaknya anak putus sekolah tidak dapat diselesaikan juga karena dengan segala keterbatasan dari berbagai komponen sehingga perlu pengembangan.
Oleh karena itu Pekerja Sosial dengan berbagai keahlian dan keterampilan yang dimiliki memiliki tanggung jawab dalam penanganan anak putus sekolah. Pendekatan dan berbagai pola penanganan yang dilakukan akan menghasilkan suatu prodauk yang akan mengurangi jumlah anak putus sekolah, pola penanganan secara holistic terhadap anak putus sekolah meliputu anak itu sendiri, keluarga dan lingkungan tempat interaksi anak putus sekolah serta peran serta organisasi local akan mendapatkan hasil yang maksimal.
==========================
download lengkap makalah penanganan anak putus sekolah
Orang tua mempunyai peranan dan dasar terhadap keberhasilan perkembangan anak, sedangkan tugas dan tanggung jawab untuk hal tersebut adalah tugas bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah serta anak itu sendiri.
Masa anak adalah masa kritis dan rentan , masa ketergantungan dengan pihak lain khususnya dengan orang tua dan lingkungan sosialnya . Oleh karena itu, jika orang tua karena kondisi tertentu, tidak dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai orang tua , maka anak akan menghadapi masalah dalam melaksanakan tugas –tugas perkembangannya.
Menurut Eric H. Erickson, masa anak anak merupakan tahapan penting dalam pembentukan dasar – dasar kepribadian di kemudian hari. Masa untuk berkreatifitas secara konkrit, di mana anak-anak mengembangkan kemampuan menganalisa dan mengelola pola relasi sosial dalam hubungannya dengan kemampuan memecahkan berbagai jenis masalah yang dihadapi. Kemampuan tersebut akan berguna bagi hidupnya di kemudian hari.
Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, pendidikan memegang peranan penting. Pada saat orang – orang berlomba untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin , tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari tingkat dasar maupun sampai ke jenjang yang lebih tinggi.Selain itu ada juga anggota masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhirnya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan putus sekolah seperti keterbatasan dana pendidikan karena kesulitan ekonomi , kurangnya fasilitas pendidikan dan karena adanya faktor lingkungan ( pergaulan )
Pemenuhan hak pendidikan tersebut diperoleh secara formal di sekolah, secara informal melalui keluarga. Khususnya pendidikan formal tidak semua anak mendapatkan haknya karena kondisi-kondisi yang memungkinkan orang tuanya tidak dapat memenuhinya.
Kemiskinan karena tingkat pendidikan orang tua rendah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan keterlantaran pemenuhan hak anak dalam bidang pendidikan formal sehingga anak mengalami putus sekolah.
Secara alami anak lahir dan dibesarkan dalam keluarga , sejak lahir anak sudah dipengaruhi oleh lingkungan yang terdekat yaitu keluarga, akibat ketidak mampuan ekonomi keluarga dalam membiayai sekolah menimbulkan masalah pendidikan seperti masalah anak putus sekolah.
Pasal 2 dalam batang tubuh UUD 1945 memperjelas kewajiban negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 26 B (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,berhak mendapat pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan tehnologi seni dan budaya, untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Pendidikan dasar wajib yang dipilih Indonesia adalah 9 tahun yaitu pendidikan SD dan SMP, apabila dilihat dari umur mereka yang wajb sekolah adalah 7 – 15 tahun.Pendidikan merupakan hak yang yang sangat fundamental bagi anak.Hak yang wajib dipenuhi dengan kerjasama dari orang tua masyarakat dan pemerintah Namun tidaklah mudah untuk merealisasikan pendidikan khususnya menuntaskan wajib belajar 9 tahun, karena pada kenyataannya masih banyak angka putus sekolah.
Meskipun dasar hukum untuk peningkatan pendidikan sangat kuat, namun pendidikan masih merupakan persoalan yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Pendidikan rata rata penduduk Indonesia masih sangat rendah , Badan Pusat Statistik ( BPS ) menunjukan 61 persen diantaranya bahkan tidak pernah lulus SD .
Angka partisipasi Sekolah (APS), ratio penduduk yang bersekolah berdasarkan kelompok usia sekolah masih belum sesuai yang diharapkan. Susenas 2005 menunjukan bahwa APS untuk penduduk usia 7 – 12 tahun sudah mencapai 96,4 persen, namun APS penduduk usia 13-15 tahun baru mencapai 81,0 persen, Angka tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 19 persen anak usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah maupun karena putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Data Susenas mengungkapkan bahwa faktoe ekonomi merupakan alasan utama anak putus sekolah tidak melanjutkan pendidikan (75,7 persen) , karena kebutuhan siswa jauh lebih besar dibandingkan dengan iuran sekolah.
Pendanaan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat , sampai saat ini kenyataannya ditanggung oleh orang tua siswa akibatnya sekolah memungut berbagai iuran dan sumbangan kepada orang tua siswa, sehingga pendidikan menjadi mahal dan hanya menyentuh kelompok masyarakat menengah ke atas.Anak – anak dari kelompok keluarga tidak mampu tidak sanggup membiayai sekolah anaknya, Oleh karena itu langkah pemerintah dengan membebankan pembiayaan pendidikan kepada orang tua siswa tidaklah tepat mereka yang tidak mampu lebih memilih untuk tidak meneruskan sekolah anaknya dan lebih diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari –hari.
Data susenas memperkirakan 19 % anak usia 13 s/d 15 tahun sudah tidak sekolah lagi atau droup out dan sebagian besar karena ekonomi keluarga tidak mampu.Selain menanggung sejumlah biaya pokok pendidikan orang tua murid masih harus menanggung biaya terbesar sekolah siswa seperti , mengeluarkan uang untuk biaya seragam dan perlengkapan sekolah , transportasi dan uang saku anak . Anak dari kelompok keluarga miskin sangat rentan tidak dapat meneruskan sekolah karena orang tua tidak memiliki biaya . Hal ini terjadi di RW 10 Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung .
Faktor lain yang menjadi penyebab anak mengalami putus sekolah adalah faktor Internal yang berasal dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan kaena malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah .Ketidak mampuan ekonomi keluarga dalam menopang biaya pendidikan yang berdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan teman sekolahnya selain itu adalah karena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play stasion sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di sekolah menurun dan malu pergi kembali ke sekolah. Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
Faktor Eksternal. Adalah faktor yang berasal dari luar anak seperti keadaan status ekonomi keluarga.Dalam keluarga miskin cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak, sehingga anak sering dilibatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani dengan masalah ekonomi ini sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan mengikuti pelajaran.
Kurangnya perhatian orang tua cenderung akan menimbulkan berbagai masalah. Makin besar anak maka perhatian orang tua makin diperlukan , dengan cara dan variasi dan sesuai kemampuan. Kenakalan anak adalah salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua. Hubungan keluarga tidak harmonis dapat berupa perceraian orang tua, hubungan antar keluarga tidak saling peduli, keadaan ini merupakan dasar anak mengalami permasalahan yang serius dan hambatan dalam pendidikannya sehingga mengakibatkan anak mengalami putus sekolah.
Selain Permasalahan diatas ada faktor penting dalam keluarga yang bisa mengakibatkan anak putus sekolah yaitu keadaan ekonomi keluarga , latar belakang pendidikan ayah dan ibu, status ayah dalam masyarakat dan dalam pekerjaan, hubungan sosial psikologis antara orang tua dan antara anak dengan orang. Aspirasi orang tua tentang pendidikan anak, serta kurang perhatiannya terhadap kegiatan belajar anak.
Selain itu besarnya keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak serta orang –orang yang berperan dalam keluarga. Merupakan masalah yang sangat mempengaruhi anak sehingga mengalami putus sekolah Akibat yang disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran , kebut-kebutan di jalan raya , minum – minuman dan perkelahian .Hal ini apabila tidak segera mendapat perhatian dan penanganan secara serius bisa merebak ketindakan kriminal lainnya yang akan merusak generasi bangsa.
Upaya yang dilakukan dalam mencegah brkembangnya masalah maupun untuk mengatasi masalah anak putus sekolah tersebut adalah untuk mengembalikan mereka ke sekolah yang akan memperkecil resiko. Program pemerintah yang dapat memperkecil resiko tersebut yang telah dilaksanakan adalah Bantuan tunai melalui program PKH. merupakan program bantuan tunai dari pemerintah Pusat kepada RTSM guna mendorong semangat para keluarga miskin untuk mendukung sukses pendidikandan para keluarga miskin untuk kembali menyekolahkan anak- anaknya.
Selain itu GNOTA Gerakan Nasional orang tua asuh yang berdiri pada tanggal 29 Mei 1996 dimana berfungsi untuk meningkatkan kualitas anak sebagai aset penerus bangsa disamping meminimalkan kemiskinan secara komprehensif dan menyeluruh, juga memiliki misi mengembangkan dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab masyarakat terhadap masa depan anak bangsa.peranan GN-OTA ini dalam Prokesra MPMK dapat dibagi menjadi dua. Pertama adalah menuntaskan keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera 1. sedangkan yang kedua adalah pemberdayaan keluarga masa depan. Untuk memaksimalkan fungsinya diperlukan kerja keras untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa dari ancaman putus sekolah.
Dana Boss Bantuan untuk biaya operasional anak – anak dari keluarga tidak mampu meliputi pengadaan buku- buku paket dan bantuan pembiayaan pendidikan yang manfaatnya adalah untuk mengurangi biaya pendidikan yang dikeluarkan siswa.
Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan ini, tapi masalah yang dihadapi mengenai banyaknya anak putus sekolah tidak dapat diselesaikan juga karena dengan segala keterbatasan dari berbagai komponen sehingga perlu pengembangan.
Oleh karena itu Pekerja Sosial dengan berbagai keahlian dan keterampilan yang dimiliki memiliki tanggung jawab dalam penanganan anak putus sekolah. Pendekatan dan berbagai pola penanganan yang dilakukan akan menghasilkan suatu prodauk yang akan mengurangi jumlah anak putus sekolah, pola penanganan secara holistic terhadap anak putus sekolah meliputu anak itu sendiri, keluarga dan lingkungan tempat interaksi anak putus sekolah serta peran serta organisasi local akan mendapatkan hasil yang maksimal.
==========================
download lengkap makalah penanganan anak putus sekolah
sangat memberikan motivasi yang sangat baik kepada masyarakat bagaimana menangani anak putus sekolah..lanjudkan..agar memotivasi masyarakat untuk terus memikirkan pendidikan anak nya..0(@_@)0
BalasHapusartikel yang hebat, dinegara kita yang tercinta ini banyak anak2 putus sekolah dan harus dibantu
BalasHapusHaving геаd this I thought it ωas rather infοrmativе.
BalasHapusI apрrecіate yοu spenԁing ѕοme timе and еffort to put this short aгtіcle together.
I once аgaіn find myself ѕpеnding a sіgnificant аmount of
time both reaԁing and cоmmenting. But so ωhаt, іt was ѕtill worthwhіlе!
Feel frее tο vіsit mу blog ..
. sales tax
If a lot of barking is due to medical problems, bring your dog
BalasHapusimmediately to your veterinarian for fast
treatment. Over exercising your puppy before his bones is
fully developed will only give him problems as he gets
older in age. There are no medications to use on your lovely little puppy to help with
the pain. Our dog has been praised many times, especially on his walks.
Let me know if I can be of help to you with your beloved pets ' no question too large or small.
Here is my web-site - miniature english
Andу Iliaѕ is а сo-writer for To get
BalasHapusmore fun and enjoyable offісе Christmas paгtу gamеѕ ideas, you сan fіnd
а great lіst. It іs also great becausе sevеral plaуers can ρlay at the
ѕame tіme. )How many ѕteps реr minute ԁoes an average toddler
take. Εnѕuгe to inѕtruct the
cοmpany to wear old clοthes аnԁ bгіng a сhange
οf thoroughly сlean cloths with. Havіng a ԁanсe tеacher do a bit of tеaching nοt only livens uρ the гeceptіon гight from the
staгt, but it gets реoplе out on
thе dance floоr who might otherwise
bе too self-consciοus nοгmally to get out
there and let іt аll hang οut.
Heгe is mу page unblocked games online
Hi it's me, I am also visiting this website on a regular basis, this web page is truly pleasant and the people are truly sharing nice thoughts.
BalasHapusHere is my web-site :: chandler carpet cleaning
Pendidikan adalah hak bg kita smua..bagai mn kita dan lingkungan bisa kita hadapi...ini lah hidup ..perluperjuangan bg org yg rendh pendidikn ya harus lebih kuat pengorbananya....pantang menyerah
BalasHapusKebayakan pejabat sekrang hanya korupsi .egois memikir kan diri sendiri
BalasHapus